SDN Semenpinggir, Kapas, Bojonegoro

Menciptakan lingkungan dan budaya yang kondusif untuk indah, nyaman, dan damai sebagai tempat belajar (Edukasi) dan rekreatif untuk guru, siswa, dan seluruh warga sekolah - http://sdsemenpinggir.blogspot.co.id.

SDN Semenpinggir, Kec. Kapas, Bojonegoro

Menerapkan manajemen perubahan sebagai strategi percepatan pembaharuan sekolah - http://sdsemenpinggir.blogspot.co.id.

SDN Semenpinggir, Oke

Mengembangkan kultur sekolah yang menjaga keamanan fisik, psikologis, social yang sehat, dinamis, dan kompetitif. - http://sdsemenpinggir.blogspot.co.id.

SDN Semenpinggir, Keren

Memelihara lingkungan sekolah supaya tetap bersih, indah asri, lestari, dan memberi kenyamanan kepada seluruh warga sekolah - http://sdsemenpinggir.blogspot.co.id.

SDN Semenpinggir, "BISA"

Menanamkan kepedulian sosial dan lingkungan, cinta damai, cinta tanah air, semangat kebangsaan, dan hidup demokratis. - http://sdsemenpinggir.blogspot.co.id.

Pages

Tidak Ada Lagi Siswa Tinggal Kelas di SD



Mulai tahun 2014 Ujian nasional untuk sekolah dasar, sekolah dasar luar biasa, dan madrasah ibtidaiyah dihapuskan. Selain itu, mulai tahun depan juga, tidak ada lagi murid sekolah dasar yang tinggal kelas.

Murid yang belum memahami atau menguasai pelajaran tetap boleh naik kelas, tetapi harus mengulang pelajaran yang belum dikuasainya. Bentuk penilaian rapor sekolah dasar juga berubah, tidak lagi berisi angka-angka, tetapi berbentuk deskripsi untuk menilai sikap, keterampilan, dan pengetahuan siswa peserta didik.

Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan Ramon Mohandas mengatakan hal itu sebelum Rapat Koordinasi Persiapan Implementasi Kurikulum 2013 dan Ujian Nasional 2014, Minggu (1/12) malam, di Jakarta. ”Penilaian di SD tidak ada angka, tetapi narasi,” katanya.

Untuk memperkenalkan sistem yang baru, kata Ramon, telah dilakukan pelatihan untuk guru pendamping yang turun ke lapangan. Mereka telah dijelaskan bentuk rapor, cara penilaian, dan pemberian angka. Pelatihan tahun depan mencakup 150.000 sekolah dasar, lebih besar dibandingkan tahun ini yang hanya mencakup 6.000 sekolah dasar.

Kepala Unit Implementasi Kurikulum Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tjipto Sumadi menambahkan, penilaian narasi dalam rapor harus menggunakan bahasa positif karena usia anak yang masih dalam batasan usia emas. Penilaian narasi juga harus bisa memotivasi anak untuk meningkatkan kemampuannya. ”Selama ini jika anak diberi nilai lima atau nilai merah, justru kurang baik dari sisi psikologis anak,” kata Tjipto.

Sumber : Kompas

Pengumuman hasil PLPG Tahun 2013 Gel. 4-8 dan Hasil Ujian Ulang 1 Gel. 1-3 Rayon 114 Unesa Surabaya



Berikut kami informasikan tentang Hasil PLPG Tahun 2013 Gelombang 4 s.d. 8 dan Hasil Ujian Ulang 1 Gelombang 1s.d. 3 Rayon 114 Universitas Negeri Surabaya. Berikut link Download Pengumuman :

Mulai 2014 Ujian Nasional SD Ditiadakan, Diganti Ujian Sekolah

Ujian nasional (unas) tidak diadakan lagi untuk siswa sekolah dasar (SD). Mulai tahun 2014, unas akan diganti dengan ujian daerah atau ujian sekolah. Artinya pelaksanaan unas SD tidak terpusat seperti unas SMP atau SMA, tetapi menjadi tanggungjawab pemerintah daerah, dalam hal ini pemerintah provinsi.

Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya, Eko Prasetyaningsih sudah mengetahui penyerahan wewenang UN SD ke daerah. Namun, pihaknya masih belum mendapat kepastian apakah namanya akan berubah menjadi ujian daerah atau ujian akhir sekolah. "Kami masih menunggu resminya," katanya saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (14/11/2013).

Menurut dia, penyerahan wewenang ke pemprov itu sudah berlaku di unas sebelumnya terutama dalam hal pencetakan dan pembuatan naskah soal. Pada unas SD tahun 2012/2013, kewenangan pencetakan soal ada di propinsi meski anggaran sepenuhnya dari pusat.

Sedangkan pembuatan naskah soal gabungan antara tim dari provinsi dengan BSNP dengan komposisi 75 persen soal provinsi dan 25 persen soal BSNP. Begitu juga penentuan kelulusan yang menjadi kewenangan sepenuhnya dari sekolah. Hanya saja, sebelumnya masih memakai kata unas sehingga terkesan terpusat.

Menurut Eko penggantian nama ini cukup penting karena nama unas seringkali menjadi momok siswa atau orangtua sehingga berkebihan menyikapinya. Seperti harus mengikuti bimbingan belajar menuju unas.

”Padahal sebenarnya sama saja dengan ujian akhir sekolah. Tetapi karena namanya unas, jadi orangtua itu terlalu berlebihan,”katanya.

Sikap berlebihan orangtua dan siswa juga karena masih ada anggapan hasil unas ini menentukan masuk ke jenjang berikutnya.

Padahal, lanjut Eko, hasil unas bukan faktor satu-satunya untuk bisa memilih sekolah. Karena Dindik Surabaya membuka jalur lain yang tidak mutlak memakai hasil unas seperti jalur prestasi, bidik misi atau jaur sekolah kawasan yang menggunakan tes potensi akademik (TPA). ”Pengubahan nama ini saya rasa lebih baik untuk psikologi siswa dan orangtua,”katanya.

Terkait penyerahan wewenang ke daerah, menurut pejabat berhijab ini menyakini akan lebih baik. Sebab, daerah menjadi punya tanggung jawab bila terjadi masalah dalam pelaksanaan ujian.

"Bisa jadi segala proses administrasi nantinya tak perlu lagi ke pusat, melainkan cukup ke provinsi saja," akunya.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sebelumnya memastikan, tahun depan sudah tidak lagi digunakan istilah UN atau unas untuk jenjang SD. Sebab, pelaksanaannya sudah diserahkan ke daerah, yakni pemerintah provinsi.

Dirjen Dikdas Kemendikbud, Hamid Muhammad mengatakan, belum ada kepastian nama pengganti untuk unas SD. Pilihan penamaannya adalah ujian akhir sekolah atau ujian sekolah.
"Pelaksanaannya sudah didaerahkan, yakni dipasrahkan ke pemerintah provinsi," katanya di Jakarta belum lama ini.

Dia menjelaskan, sebentar lagi dipastikan seluruh petunjuk teknis atau standard operating procedure (SOP) unas akan selesai disusun, termasuk untuk SOP ujian jenjang SD tersebut.
 Sumber : suryaonline

Kepala Dinas Pendidikan Bojonegoro mengeluarkan surat Himbauan Membaca Ayat Suci Al-Quran di Sekolah



Dalam usaha membangun karakter  bangsa sejak dini terutama para peserta didik di SD sebagai generasi penerus bangsa dan juga untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha esa, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro mengeluarkan surat edara berupa himbauan membaca ayat suci Al-Quran di sekolah-sekolah. Edara tersebut tertanggal 18 November 2013 dengan nomor surat 80/7498/412.40/2013 yang ditujukan kepada kepala UPTD Pendidikan se-Kabupaten Bojonegoro, untuk diteruskan kepada semua sekolah dijajaran Dinas Pendidikan Kab. Bojonegoro.

Himbauan Kadindik Bojonegoro tersebut perlu kita acungi jempol. Karena kita sudah sering melihat secara langsung maupun lewat tayangan dimedia elektronik tentang sikap tingkah laku atau perilaku beberapa anak remaja mulai seusia SD sampai para remaja yang sangat miris dihati karena tidak lagi beretika dan berkarakter bangsa Indonesia, yang sopan, santun, gotongroyong dan kerjasama yang dimiliki oleh karakter bangsa Indonesia.
Kegiatan membaca al-Quran di sekolah-sekolah tersebut menurut harapan beliau diprogramkan secara rutin dibawah bimbingan guru-guru di sekolah dan terjadwal yang ditetapkan oleh sekolah masing-masing. Bahkan kegiatan tersebut dilaporkan ke Dinas Pendidikan.

Oleh karena itu pendidikan karakter harus diterapkan sejak dini di lingkungan sekolah yang akhirnya menjadi kebiasaan anak untuk diimplikasikan di rumah di jalan dan di mana saja anak berada. Karakter tidak bisa diwariskan, karakter tidak bisa dibeli dan karakter tidak bisa ditukar. Karakter harus DIBANGUN dan DIKEMBANGKAN secara sadar hari demi hari dengan melalui suatu PROSES yang tidak instan. Karakter bukanlah sesuatu bawaan sejak lahir yang tidak dapat diubah lagi seperti sidik jari.

Perlu diketahuilah bahwa setiap anak mempunyai potensi untuk menjadi seorang pribadi yang berkarakter, Karakter itu lebih dari apapun dan akan menjadikan anak seorang pribadi yang memiliki nilai tambah. Karakter akan melindungi segala sesuatu dalam kehidupan ini.

Setiap anak manusia bertanggung jawab atas karakternya. Anak memiliki KONTROL PENUH atas karakter dirinya, artinya seorang anak tidak dapat menyalahkan orang lain atas karakter orang lain.

Pendidikan karakter, sekarang ini mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah saja, tapi dirumah dan di lingkungan sosial. Bahkan sekarang ini peserta pendidikan karakter bukan lagi anak usia dini hingga remaja, tetapi juga usia dewasa. Mutlak perlu untuk kelangsungan hidup Bangsa ini. Semoga.

Buku Pegangan Siswa SD Semester II Kurikulum 2013



Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) juga telah mengembangkan, mencetak dan mendistribusikan buku pegangan siswa khususnya pengangan siswa untuk semester II. Buku pegangan siswa ini adalah buku pegangan siswa kelas I dan kelas IV. Hal ini sesuai dengan rencana implementasi kurikulum 2013 yang direncanakan oleh pemerintah bahwa pada tahun 2013 ini, Kemendikbud akan menerapkan kurikulum 2013 jenjang SD khusus untuk kelas I dan kelas IV.
Untuk jenjang SD kelas 1, Kemendikbud telah mengembangkan 10 judul buku untuk 2 (dua) semester yang terdiri dari 6 buku pegangan agama dan 4 buku pegangan Tematik. Demikian pula halnya untuk jenjang SD kelas 4 telah disiapkan sebanyak 10 buku yang terdiri dari 6 buku pegangan agama dan 4 buku pegangan Tematik.
Buku pegangan siswa SD semester II ini adalah lanjutan buku tematik semester I yang telah didistribusikan sebelumnya yakni buku pegangan siswa kelas 1 yang terdiri dari tema diriku, tema kegemaranku, tema kegiatanku dan tema keluargaku, serta buku pegangan siswa kelas 4 yang terdiri dari tema Indahnya kebersamaan, tema berhemat energi, tema peduli terhadap makhluk hidup dan tema berbagai pekerjaan.
Buku-buku pegangan guru maupun buku-buku pegangan siswa saat ini didistribusikan melalui diklat-diklat implementasi kurikulum 2013 tahap II yang sedang diselenggarakan oleh LPMP di tiap-tiap propinsi. Peserta diklat ini adalah guru-guru yang merupakan guru-guru sasaran. Mereka akan dibekali buku pegangan siswa dan pegangan guru untuk setiap tema (masing-masing satu). Meskipun buku yang diserahkan ini bukan untuk digunakan dalam proses pembelajaran untuk setiap siswa dan guru karena jumlah buku yang didistribusikan ini hanyalah 1 paket untuk setiap guru. Yakni 9 buku yang terdiri dari masing-masing 1 buku untuk tiap tema kelas 1 dan kelas 4. Menurut informasi yang beredar, bahwa tahun depan, seluruh sekolah sudah harus mengimplementasikan kurikulum 2014 ini, karenanya, menjelang buku pegangan tersebut benar-benar didistribusikan oleh pemerintah untuk mendukung PBM dikelas, tidak ada salahnya mempelajari melalui softcopy yang kami sertakan melalui link download berikut ini.


Buku Pegangan siswa Semester II
Untuk dapat memiliki buku pegangan siswa tersebut, silahkan klik tautan dibawah ini :